Sabtu, 15 Februari 2025

Siasat Menyeberang Jalan yang Paling Jitu

Di kota besar seperti Jakarta, kendaraan roda dua dan empat seperti diternak dan menetas tiap hari. Terus bertambah dan terus bertambah. Jalanan acap diperlebar, dibikin jembatan layang, sia-sia belaka.

Kendaraan-kendaraan itu, setiap hari berlomba saling mendahuli seperti setan berebut nyawa. Apalagi ketika pagi (berangkat kerja) dan sore hari (pulang kerja). Pikiran para pengendara sudah bukan di jalanan. Kecelakaan bisa terjadi seketika.

Tak heran selepas bertamu dari saudara, teman, atau pacar, kita selalu diperingatkan, ”Hati-hati di jalan!” Kalau kalimat itu dikirim via pesan singkat, akan diakhiri tanda seru labih dari tiga. Itu menganjurkan kewaspadaan berlebih karena nyawa tak ada depot isi ulangnya. Kecuali jika Saudara punya serepnya. Ya, nemu di gorong-gorong misalnya. 

Salah satu bentuk kewaspadaan itu adalah saat menyeberang jalan. Makanya, menyeberang jalan, perlu siasat tersendiri. Kalau tidak, kecelakaan bisa menimpa. Risikonya kematian, cacat seumur hidup, atau geger otak. Yang mengerikan, pelaku ambil langkah seribu, korban sekarat ditinggal begitu saja seperti tikus. 

Brengsek, bukan? 

Jangan pernah berpikir beruntung ditabrak seorang kaya, budiman, dan bertanggung sampai titik akhir. Sebudiman apa pun, ditabrak ya ditabrak. Sayangilah Saudara punya badan.  

Namun, namanya kecelakaan tentu saja bisa menimpa siapa saja tanpa pilih status dan umur.

Oleh karena itu, saya menyempatkan diri untuk menulis kiat tentang bagaimana menyeberang jalan. Kuraang baik apa saya?

Begini! Ada beberapa siasat untuk menyeberang jalan. Siasat ini barangkali sering Saudara pakai, tapi saya mencoba menuliskannya. Siasat ini memang tak sehebat siasat perang Jendral Soedirman atau Cut Nyak Dien yang memukul mundur penjajah bajingan, yang ditulis berjilid-jilid entah oleh siapa dikenang sepanjang zaman entah oleh siapa.

Cara yang pertama, pastikan Saudara tidak sedang mengantuk berat. Kalau iya, jangan dipaksakan. Tidur dulu saja di rumah. Kalau jauh dari rumah, lebih baik menepi dulu. Lalu makan rujak. Sebagian sambal, dioles ke kelopak mata Saudara, bukan mata saya. Saya kan tidak sedang hendak menyeberang. 

Untuk apa? 

Konon, jika sambal dioleskan ke kelopak mata, maka mata akan melek seketika tanpa menunggu reaksi berjam-jam atau berhari-hari seperti obat generik. Perih dan panas sedikit, tak apalah, daripada Saudara dilanggar kendaraan. 

Kalau tak punya uang untuk beli rujak, itu persoalan Saudara. Namun, Saudara kan punya tangan. Ada dua lagi. Cobalah tampar pipi kiri-kanan. Pakai tangan yang mana? Gitu saja ditanyakan. Yang jelas, jangan keras-keras. Entar Saudara punya gigi rontok. Udah jelek, tambah jelek deh. 

Cobalah pikir baik-baik dengan hati yang jernih dan pikiran bersih saran ini.

Kedua, carilah jembatan penyeberangan. Ini merupakan yang paling aman. Kalau jauh sedikit, tak apalah, jalan kaki kan olahraga. Biar sehat begitu. Kecuali jika Saudara bisa membangun jembatan sendiri seketika. Itu soal lain. Saudara yang sakti tak masuk dalam siasat menyeberang ini.

Kalau jembatan penyebrangan jalan tidak ada, carilah zebra cross. Tempat ini, tandanya ada garis-garis putihnya, memang khusus untuk penyebrang jalan. Jika Saudara terlanggar di situ, setidaknya dilindungi undang-undang.

Menyebrang di zebra cross ada siasatnya pula. Berbarenganlah bersama penyebrang lain. Nah, dalam hal ini ada tekniknya pula. Ketika arah kendaraan melaju dari kanan, Saudara mesti di sebelah kiri rombongan. Ketika di pertengahan jalan, segeralah berjalan di sebelah kanan rombongan.

Nah, bagaimana kalau cara-cara itu tak memungkinkan, sedangkan Saudara harus segera menyeberang? Saatnya Saudara dituntut berani. Hidup memang begitu, kadang dihadapkan pada pilihan pahit dan butuh keberanian. Jangan mundur! Hadapilah dengan penuh pertimbangan.

Pertama, jangan menyeberang di tikungan. Tempat demikian sangat berbahaya sebab kemungkinan si pengendara berkonsentrasi ke tikungan, bukan ke penyebrang. Cari jalan lurus yang bisa memperhatikan laju kendaraan dan kecepatannya. Ukurlah kecepatan kendaraan yang paling dekat dengan jarak tempuh Saudara menyeberang. Kalau dihitung-hitung, Saudara yang menang, maka lakukakanlah dengan tenang.

Terakhir, berdoalah kepada Tuhan yang Maha Menyeberangkan!


Kenari, 2 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar