Sekitar empat tahun lalu, ketika di Jombang, saya menelusuri keberadaan Bu Rofiqoh Darto Wahab. Saya harus bertemu dia meskipun dengan cara meminta setengah memaksa kepada teman yang baru dikenal untuk mengantar ke tempatnya. Dan berhasil.
Saya mengobrol dengan penyanyi "Hamawi Ya Mismis" dan "Ya Asmar Latin Sani" yang terkenal itu lebih sejam waktu itu. Saya jujur, mengetahui nam dan dua lagu dari novel berbahasa Sunda "Bentang Pasantren" karya Kang Usep Romli Abdull Hamid.
Di novel itu, santri bernama Aep jatuh cinta pada Imas, sang bentang pasantren. Imas adalah santriwati bersuara merdu seperti Rofiqoh Darto Wahab. Saya baru tahu nama penyanyi itu.
Kemudian saya iseng mencari profil Rofiqoh dan berusaha keras mencari dua lagu itu. Setelah didapat, saya informasikan dua lagu itu kepada Kang Usep. Ternyata dia berminat sekali sehingga meminta dikirim melalui surel.
Sore tadi, saya lagi asyik ngopi hadiah dari Muhammad Idris Mesut. Terkaget ketika seorang ibu masuk ke ruangan bersama Syaifullah Amin dan Arfino Irtondo. Dialah Rofiqoh Darto Wahab, qariah pada Harlah Ke-40 NU di GOR Senayan pada tahun 1966. Saya langsung mencium tangannya.
"Kamu kangen saya tidak?" tanyanya.
"Kangen, Bu."
"Alhamdulillah, saya senang kalau ada yang kangen," katanya sambil tersenyum.
Kemudian saya mengajak dia untuk mendatangi PC saya untuk mendengarkan salah satu lagunya yang lain, saya temukan tahun lalu, "Balada Nabi Saleh".
Dia mendengarkan sebentar.
"Saya tak punya satu pun koleksi lagu saya," katanya.
Kemudian saya pulang dan menceritakan pertemuan saya dengan Bu Rofiqoh kepada istri saya. Dari A sampai Z.
Namun, komentar istri saya tak terduga. Hari ini adalah Hari Kartini, suami harus menyiapkan makan untuk istri. Kamu harus bikin bala-bala malam ini.
Entahlah Kartini sepakat atau tidak hari lahirnya diperalat untuk menyuruh bikin bala-bala.
Jakarta 21 April 2016
Saya mengobrol dengan penyanyi "Hamawi Ya Mismis" dan "Ya Asmar Latin Sani" yang terkenal itu lebih sejam waktu itu. Saya jujur, mengetahui nam dan dua lagu dari novel berbahasa Sunda "Bentang Pasantren" karya Kang Usep Romli Abdull Hamid.
![]() |
Saya dan Rofiqoh Darto Wahab |
Kemudian saya iseng mencari profil Rofiqoh dan berusaha keras mencari dua lagu itu. Setelah didapat, saya informasikan dua lagu itu kepada Kang Usep. Ternyata dia berminat sekali sehingga meminta dikirim melalui surel.
Sore tadi, saya lagi asyik ngopi hadiah dari Muhammad Idris Mesut. Terkaget ketika seorang ibu masuk ke ruangan bersama Syaifullah Amin dan Arfino Irtondo. Dialah Rofiqoh Darto Wahab, qariah pada Harlah Ke-40 NU di GOR Senayan pada tahun 1966. Saya langsung mencium tangannya.
"Kamu kangen saya tidak?" tanyanya.
"Kangen, Bu."
"Alhamdulillah, saya senang kalau ada yang kangen," katanya sambil tersenyum.
Kemudian saya mengajak dia untuk mendatangi PC saya untuk mendengarkan salah satu lagunya yang lain, saya temukan tahun lalu, "Balada Nabi Saleh".
Dia mendengarkan sebentar.
"Saya tak punya satu pun koleksi lagu saya," katanya.
Kemudian saya pulang dan menceritakan pertemuan saya dengan Bu Rofiqoh kepada istri saya. Dari A sampai Z.
Namun, komentar istri saya tak terduga. Hari ini adalah Hari Kartini, suami harus menyiapkan makan untuk istri. Kamu harus bikin bala-bala malam ini.
Jakarta 21 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar