Besarnya tidak seberapa. Panjangnya tak sampai sejengkal. Tapi sering jadi persoalan ketika lupa. Kerap jadi sengketa dengan sesama. Geretan! Atau kita sepakati saja korek api. Hal ini untuk memudahkan dalam akronim curanrek, pencurian korek. Sepakat tidak sepakat terserah Saudara, saya tak ambil pusing.
Alkisah, seseorang menarik diri dari kehidupan duniawi yang makin rumit. Ia gantung akun facebook, mematikan twitter, instagram, path dan line. Bahkan ponselnya yang dibeli dengan menjual 1 kwintal padi dibuangnya ke selokan tanpa dia melihatnya sama sekali. Seperti dia berak. Dan tentu tanpa lagu perpisahan.
Setelah itu, dia tidak tersambung lagi dengan kabar sari roti yang diboikot, pendemo yang mengencingi pohon, dan kabar shalat jumat di lapangan. Pokoknya tidak tahu. Untuk sementara yang dia tahu adalah, dia tak memiliki ponsel lagi. Persetan dengan semua itu.
Untuk menarik diri dari kehidupan duniawi, yang paling cocok adalah pergi ke gunung. Tinggal di goa. Karena dia ahli hisap bukan main, pengaruh dari leluhurnya baik dari pihak ayah maupun ibu, maka perbekalan yang dibawanya hanya rokok sebanyak-banyaknya. Juga tembakau berikut papernya.
Ketika dalam goa itu, pertama yang dia lakukan adalah merokok. Namun naas, koreknya lupa. Entah dicuri sesama perokok sebelum dia sampai di situ. Makian dalam tujuh ratus bahasa pun tak berfaidah sama sekali. Dia hanya mengutuki nasibnya sendiri. Sementara pulang atau pergi ke warung terdekat berkilo-kilo meter jauhnya.
Jadi, jangan main-main dengan korek api.
Alkisah, seseorang menarik diri dari kehidupan duniawi yang makin rumit. Ia gantung akun facebook, mematikan twitter, instagram, path dan line. Bahkan ponselnya yang dibeli dengan menjual 1 kwintal padi dibuangnya ke selokan tanpa dia melihatnya sama sekali. Seperti dia berak. Dan tentu tanpa lagu perpisahan.
Setelah itu, dia tidak tersambung lagi dengan kabar sari roti yang diboikot, pendemo yang mengencingi pohon, dan kabar shalat jumat di lapangan. Pokoknya tidak tahu. Untuk sementara yang dia tahu adalah, dia tak memiliki ponsel lagi. Persetan dengan semua itu.
Untuk menarik diri dari kehidupan duniawi, yang paling cocok adalah pergi ke gunung. Tinggal di goa. Karena dia ahli hisap bukan main, pengaruh dari leluhurnya baik dari pihak ayah maupun ibu, maka perbekalan yang dibawanya hanya rokok sebanyak-banyaknya. Juga tembakau berikut papernya.
Ketika dalam goa itu, pertama yang dia lakukan adalah merokok. Namun naas, koreknya lupa. Entah dicuri sesama perokok sebelum dia sampai di situ. Makian dalam tujuh ratus bahasa pun tak berfaidah sama sekali. Dia hanya mengutuki nasibnya sendiri. Sementara pulang atau pergi ke warung terdekat berkilo-kilo meter jauhnya.
Jadi, jangan main-main dengan korek api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar